Di malam yang sunyi, di dalam sebuah rumah sederhana yang tidak begitu luas, seorang isteri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak seperti biasanya sang suami pulang larut malam.
Sang isteri bingung, hari sudah larut malam dan sudah sangat keletihan, Matanya sudah mengantuk. Namun, tak terlintas sedikit pun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap. Dengan setia dia ingin tetap menunggu. Namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan sang suami tercinta belum juga tampak batang hidungnya.
Tak berapa lama kemudian, Seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana. Laki-laki ini adalah suami yang sudah ditunggu-tunggu kepulangannya oleh sang isteri. Malam ini dia pulang lebih lambat dari biasa, keletihan dan penat sangat terasa. Namun, ketika akan mengetuk pintu, terpikir olehnya sang isteri yang tengah terlelap tidur. "Ah, sungguh tak sanggup aku untuk membangunkannya". Diurungkan niatnya mengetuk pintu. Tanpa pikir panjang, digelarnya serban di depan pintu dan berbaringlah ia di atasnya. Dengan kelembutan hati kerana tak ingin membangunkan isteri terkasihnya, sang suami lebih memilih tidur di luar rumah, di depan pintu.
Di saat udara malam yang dingin melilit, hanya beralaskan selembar kain serban. Penat dan lelah beraktivitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang dia hadapi, kerana tak ingin membangunkan isteri tercinta. Subhanallah. Ternyata, di dalam rumah persis di balik pintu tempat sang suami menggelar serban dan berbaring di atasnya, ternyata sang isteri masih menunggu. Kerana terlalu lama menanti, dia terlelap bersandar pada daun pintu. Tak terlintas sedikit pun dalam pikirinnya untuk berbaring di tempat tidur. Namun, kerana khuatir rasa mengantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu sang suami ketika pulang, dia memutuskan untuk menunggu sang suami betul-betul di depan pintu rumah. Tanpa mereka sedari, sepasang suami isteri tersebut tertidur berdampingan di kedua-dua sisi pintu rumah mereka yang sederhana.
Kasih dan rasa hormat terhadap pasangan membuat mereka melakukannya. Sang isteri rela mengorbankan diri terlelap bersandarkan pintu demi kesetiaan dan hormat pada sang suami dan sang suami mengorbankan diri untuk tidur di depan pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada sang isteri. Dan, nun jauh di langit, beratus-ratus ribu malaikat pun bertasbih menyaksikan kedua-dua sejoli tersebut. Subhanallah wabihamdih. Betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina, terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona. Saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati.
"Tahukah anda, siapakah kedua pasangan bahagia itu?" Sang suami adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW, dan sang isteri adalah Sayyidatuna Aisyah ra binti Abu Bakar As-Siddiq. Merekalah sepasang kekasih teladan, suami isteri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat. Semoga rahmat Allah SWT senantiasa tercurah kepada mereka, dan mengumpul jiwa kita bersama-sama Rasulullah SAW dan Sayyidatuna Aisyah ra dalam syurga-Nya kelak . Dan Semoga Allah SWT memberi kita taufiq dan hidayah untuk bisa meneladani kedua-dua manusia mulia tersebut.
(Sumber: VIVAnews - Dikisahkan oleh Ustadz Ahmad Sonhaj)
No comments:
Post a Comment